Patung Firaun yang Diduga Mengejar Nabi Musa Ditemukan

Seperti dikutip Dream dari laman thevocket, Senin, 13 Maret 2017,
temuan patung raksasa dengan beberapa tulisan hieroglyph ini disebut
otoritas Mesir sebagai salah satu temuan arkeologi paling penting.
Lokasi penemuan patung tersebut di Matariya berdekatan dengan lokasi
kota kuno Heliopolis. Berdasarkan pendapat arkeolog, kuil pemujaan
matahari di kota tersebut dibangun oleh Ramses II.
Temuan itu semakin menguatkan dugaan jika patung yang baru ditemukan
memang menggambarkan sosok sang Raja yang tidak lain adalah Firaun
paling agung yang memimpin memimpin dari tahun 1279 hingga 1213 sebelum
Masehi, atau sekitar 3000 tahun lalu seperti digambarkan dalam Al-Quran.
Mengutip laman nationalgeographic.com.au, Ramses II merupakan salah
satu raja Mesir, biasa digelari Firaun, yang paling terkenal.
Kekuasannya membentang luas dari sebelah timur Suriah menuju selatan
Sudan.
Sebagian orang meyakini, jika Ramses II merupakan raja Firaun yang mengejar rakyat Mesir yang mengungsi bersama Nabi Musa.
1. Penampakan Patung Firaun Paling Agung
Arkeolog dari Mesir dan Jerman kini tengah bekerja untuk mengangkat patung tersebut dan
melakukan restorasi.
Patung yang terbuat dari batu kuarsa ini akan dipamerkan secara resmi di Grand Egyption Museum pada 2018 mendatang.
Dengan penemuan ini, pemerintah Mesir berharap dapat memancing
wisatawan yang hilang akibat perang yang terjadi di negri tersebut.
Banyak yang berpendapat masih artefak kuno yang masih tersembunyi
disana, dan penemuan ini adalah penemuan paling penting sepanjang dekade
ini.
2. Misteri Kematian Firaun Terkuak

serangan bertubi-tubi pada mumi Ramses III. Sehingga diyakini tewas akibat plot pmbunuhan.
Dikutip Dream dari laman Daily Mail, Selasa 22 Maret 2016, hasil scan
computed tomography (CT) terhadap mumi menunjukkan bahwa Ramses III
memiliki bekas-bekas luka akibat serangan bertubi-tubi dari berbagai
arah.
Pada tenggorokan Ramses III juga ditemukan lubang. Sementara, jempol
kaki yang berukuran lumayan besar putus. Ilmuwan yakin luka-luka itu
sengaja disembunyikan oleh pembalsam mumi Ramses III.
Menurut para ilmuwan, luka-luka tersebut merupakan bukti bahwa Ramses
III tewas akibat plot pembunuhan. Ramses III tewas setelah
tenggorokannya tersayat pisau tajam, memutuskan batang tenggorok dan
kerongkongannya. Luka itu membunuh Ramses III dengan cepat.
Ilmuwan juga yakin jempol kaki Ramses III putus akibat tebasan kapak.
Menurut ahli radiologi Universitas Cairo, Mesir, Sahar Saleem,
keyakinan itu didapatkan setelah melihat kerusakan tulang pada jempol
kaki Ramses III.
Berdasarkan persebaran bekas luka pada mumi, para ilmuwan yakin
Ramses III telah diserang dari berbagai penjuru. Dikeroyok. Dari depan
dihajar dengan kapak atau pedang, sementara dari belakang diserang
dengan pisau atau belati.
Dan luka-luka inilah yang berusaha disembunyikan oleh tukang balsam
saat merawat jasad Ramses III. Usaha untuk meneliti mumi Ramses III pada
1800-an tak menemukan jejak ini, sebab mumi itu terlapisi lapisan
perban tebal.
Ramses III memerintah Mesir pada periode 1186 hingga 1155 sebelum
Masehi. Dokumen kuno mengungkapkan salah satu istrinya, Tiye, telah
memerintahkan pembantaian Ramses III agar putranya, Pentawere,
naik tahta.
Namun pada akhirnya, konspirasi ini terbongkar. Tiye, Pentawere,
beserta para pendukungnya diadili dan kemudian dieksekusi. Kekuasaan
Ramses III digantikan oleh Amun-her-khepeshef, yang bergelar Ramesses
IV.
3. Ditemukan, Kuil Usia 3.400 Tahun Peninggalan Firaun
Sekelompok pemuda menemukan kuil tua di bawah sebuah rumah yang
terletak di wilayah selatan Kairo, Mesir. Kuil yang ditemukan pada Rabu
kemarin itu diduga merupakan sisa-sisa peninggalan Raja Thutmosis III
dan sudah berusia 3.400 tahun.
Menurut laman Al Arabiya, Kamis 30 Oktober 2014, selain kuil,
benda-benda lain yang ditemukan antara lain tujuh tablet, beberapa kolom
dari batu garnit berwarna pink dan patung yang juga terbuat dari
granit.
Menteri Bidang Kepurbakalaan Mesir, Mamdouh al-Damaty, mengatakan
kuil itu ditemukan oleh tujuh pria yang tengah melakukan penggalian
ilegal di Al-Badrashin, yang berjarak 40 kilometer dari Kairo. Para
penggali itu menggunakan peralatan selam dan mengelilingi kuil yang
berada di dalam air tanah setelah mereka melakukan penggalian sedalam 9
meter.
Pengalian ilegal dan penyelundupan benda-benda purbakala di Mesir
memang marak. Pencurian dan penyelundupan benda-benda bersejarah semakin
meningkat sejak 2011, sejak tergulingnya Presiden Husni Mubarak.
Tim ahli dari kementerian kemudian mengambil alih penggalian itu.
Sementara ketujuh pria yang melakukan penggalian secara ilegal tersebut
ditahan. Namun kemudian dilepaskan lagi karena wilayah itu belum
ditetapkan sebagai peninggalan nasional.
"Kami akan memulai proyek penggalian di wilayah itu untuk menemukan peningalan-peningalan lain," tutur Damaty.[] sumber: dream.co.id
Tidak ada komentar