Header Ads

ads
Loading...

Ilustrasi Rohani Kristen - 06

01.  AYAM YANG DURHAKA
Ayam dan musang adalah teman baik. Mereka selalu bersama baik dalam suka maupun duka. Sutu ketika musim panas hampir tiba. Mereka berdua sepakat untuk menanam jagung agar hasilnya dapat mencukupi kebutuhan makan mereka selama musim panas berlalu. Merekapun menanam biji jagung di sepanjang hutan tempat wilayah mereka. Jagung-jagung itu tumbuh dengan baik. Saat hendak mengumpulkan hasilnya untuk dibagi, ternyata sesuatu hal terjadi pada keluarga musang. Musang lalu berkata kepada ayam untuk mengambil bagian miliknya dan menyisihkan bagian untuk musang. Tentu saja ayam bersedia karena mereka berteman baik. Musim panas sudah hampir berlalu, musang tak kunjung kembali dari tempat ia pergi. Ayam mulai berpikir terjadi sesuatu  yang buruk kepada musang. Hari-hari berlalu, ayam merasa malas untuk pergi mencari makan. Dalam pikirannya, kenapa ia harus mencari makan sedangkan di hadapannya tersedia jagung-jagung segar yang siap untuk dinikmati. Ayam pun lalu memakan habis semua jagung-jagung tersebut. Kerapkali terlintas dalam benaknya bayangan akan musang yang kembali. Namun ia tidak menghiraukannya, “ahh mana mungkin sahabatku musang kembali lagi? Dia sudah pergi untuk waktu yang sangat lama. Jadi tidak mungkin rasanya jika ia kembali”, gumam ayam dalam hati. Saat tengah tertidur karena kekenyangan, ayam mendengar suara musang memanggil namanya. Ayam terkejut melihat musang ada dihadapannya. Musang pun menanyakan dimana jagung-jagung miliknya. “mmhh begini, maafkan aku musang, aku tidak dapat menjaga jagungmu dengan baik. Aku lalai, musnag yang lain telah memakan jagung yang telah kusisishkan untukmu”. Jawab ayam gemetar. “ohh ya ayam? Lalu bagaimana mungkin musang yang memakan jagungku itu menikmatinya disampingmu?”. Musang marah, ia kecewa atas sikap ayam yang dengan seenaknya memakan jagung miliknya. Sejak saat itu ayam dan musang menjadi musuh bebuyutan. 

02.  KANCIL YANG CERDIK 
Kancil yang kehausan kala itu, tengah minum di tepi sungai. Saat sedang asyik minum,ia mendengar suara teriakan meminta tolong. Kancil mencari sumber suara tersebut dan didapatinya sebuah pohon yang roboh menimpa buaya hingga tidak dapat bergerak lagi. Buaya menjerit kesakitan, kancil yang tidak tega lalu membantu buaya dengan mendorong batang pohon itu. Namun, bukannya berterimakasih, buaya justru menggigit kaki kancil. Kancil memohon agar si buaya melepaskannya, namun buaya tidak mau karena dia sangat lapar. Kerbau yang sedang berjalan-jalan melihat kancil dan buaya di tepi sungai. Kerbau mengerti bahwa kancil sedang dalam masalah lalu hendak menolongnya. Kerbau bertanya, bagaimana mungkin buaya begitu lemah hingga tak mampu melepaskan dirinya sendiri dari sebuah batang pohon? Buaya yang merasa tidak terima akan hal itu lalu menyuruh kancil untuk membantunya meletakkan kayu pohon tersebut ke atas punggungnya lagi. Kancil melakukannya, lalu pergi meninggalkan buaya. Buaya yang sadar bahwa dirinya telah ditipu lalu menangis mencoba memanggil teman-temannya untuk meminta bantuan. 

03.  ULAT DAN KUPU-KUPU
Di sebuah taman yang indah, banyak sekali bunga yang tumbuh dan mekar. Di sana ada serumpun mawar yang sangat indah. Mereka adalah bunga pujaan di taman bunga itu. Setiap orang yang datang ke taman itu selalu memuji keindahan mereka. Selain itu, bunga-bunga mawar itu juga menebarkan aroma wangi yang melengkapi keindahan taman bunga itu. Suatu hari, ada seekor ulat bulu yang berjalan-jalan di taman bunga itu. Ia begitu kagum pada keindahan taman bunga itu. Ia sangat gembira ketika tiba di dekat rumpun mawar itu. Ia memandang dengan kagum dan berdecak heran melihat mawar yang sangat indah. Ulat itu berjalan mendekati mawar-mawar itu. “Hai siapa itu?” seru salah satu mawar terkejut. “Aku…. aku ulat bulu” jawab ulat bulutakut-takut. “Hi… ulat bulu! Apa yang kau lakukan di sini?” kata bunga mawar yang lain. “Aduh… duh… jangan dekat-dekat, nanti aku gatal semua!” teriak bunga mawar yang paling dekat dengan ulat bulu itu. “Maaf… tapi aku hanya ingin mengagumi keindahan dan keharumanmu sebentar saja” jawab ulat bulu. Tetapi bunga-bunga mawar itu tetap merasa jijik dan mengusir ulat bulu itu. Dengan kepala tertunduk dan sangat sedih, ulat bulu berjalan dengan lunglai menuju pohon jambu di belakang taman bunga. Beberapa minggu berlalu, setelah ulat bulu diusir oleh bunga-bunga mawar di taman. Musim semi telah tiba dan bunga-bunga mulai bermekaran. Mereka memamerkan kelopak yang begitu indah, meliuk-liukkan tangkainya yang tertiup angin sepoi-sepoi. Mereka berlomba memenuhi udara dengan keharuman. Kumbang-kumbang mulai mengepakkan sayapnya menarik perhatian bunga-bunga yang indah. Selain itu, banyak kupu-kupu yang beterbangan dengan sayap yang begitu indah. Semua bunga jatuh cinta pada kupu-kupu itu dan berusaha menyapanya. Tak ketinggalan rumpun bunga mawar di taman itu. “Hai lihat, indah sekali sayapnya! Seperti pelangi yang melambai-lambai” kata salah satu bunga mawar itu. Seekor kupu-kupu mendengar pujian itu dan terbang mendekat. “Hai lihat ada yang datang kemari! Aduh indahnya…. tentu menyenangkan kalau ia mau singgah sebentar di mahkotaku…” kata mawar yang lain. “Tidak! Ia harus bersamaku, karena kelopakku paling indah diantara kita” Sambut mawar yang lain. Mendengar bunga mawar itu saling berebut, kupu-kupu itu menjadi sangat bangga. Ia mengelilingi rumpun bunga mawar itu, lalu terbang berputar merendah dan tiba-tiba melesat tinggi. Kemudian, ia terbang melompat-lompat diatas kelopak bunga-bunga mawar itu. “Mawar yang indah, bolehkah aku singgah sesaat di mahkotamu dan mengagumi kelopakmu yang begitu indah ?” kata kupu-kupu itu dengan santun. “Ya… tentu…. tentu… ah senangnya” jawab mawar serentak. “Ingatkah kalian pada ulat bulu yang beberapa waktu lalu datang mengagumi keindahan kalian?” Kupu-kupu itu bertanya sambil melambai pada teman-temannya yang lain. “Ah… ya… dia mau membuat kami geli, bulunya itu pasti akan membuat kami gatal sepanjang musim. Tapi jangan takut dia telah pergi jauh dan tidak akan mengganggu kemolekan kami!” 

04.  KEBIJAKSANAAN 
Dua ekor singa gunung bertemu pada jalan yang sempit yang hanya dapat dilewati salah satu di antara mereka.  Di sebelah kiri mereka terdapat jurang yang dalam dan di sebelah kanan ada sebuah danau.  Kedua binatang itu saling berpandangan.  Apa yang harus mereka kerjakan?  Mereka tak dapat berjalan balik karena terlalu berbahaya. Salah satu singa tiba-tiba berbaring pada jalan yang kecil itu, dan mengaum memberi tanda kepada singa yang lain supaya berjalan di atasnya.  Dan selamatlah keduanya dari kecelakaan. Kedua singa itu tidak saling berkelahi untuk mempertahankan jalannya supaya selamat. 

05.  GOA YANG SOMBONG 
Sebuah gua merasa sangat sombong karena mampu menggelapkan siapapunyang masuk kedalamnya.  Ia merasa lebih hebat dari segalanya.  Tetapi hanya matahari yang belum masuk kedalam gua itu.  Sehingga gua itu menantang matahari untuk masuk kedalmnya. Dengan tersenyum matahari menyanggupi permintaan gua itu dan masuk kedalamnya.  Alhasil bukannya matahari yang jadi gelap, tetapi gua itu menjadi terang benderang. 

06.  CAPUNG YANG SOMBONG 
Suatu sore di tepi hutan, sekawan gajah sedang berkumpul  sambil menikmati makanan sorenya. Dan seekor gajah muda kesulitan merai daun yang berada di atas dahan yang sedikit lebih tinggi dari badannya. Maka dengan kesulitan gajah muda ini berdiri di atas dua kaki belakangnya. Tatapi meski begitu ia tidak berhasil meraihnya juga. Belalaiya tidak cukup panjang untuk mengapainya. Sememntara itu seekor capung sedari tadi bersiliweran terbang melintas-lintas sambil menertawakan perangai si gajah muda itu.“Hai, gajah, biar tubuh besar  tapi rupanya kamu termasuk hewan yang bodoh, ya? Masa Cuma meraih daun setinggi itu pun kanmu tidak bisa. Hehehe…. Apa gunanya punya tubuh besar tapi tolol.”Mendengar ejekan itu panaslah telinga si gajah muda. Tatapi ia tidak menggubrisnya. Melainkan hanya mengibas-ngibaskan telinganya yang lebar itu. Semantara si capung terus terbang mengintari sambil berceloteh. Hai, gajah muda. Lihatlah aku. Tanpa susuah payahpun aku dapat terbang setinggi yang kukehendaki. Lihatla ini.” Seru capung sambil memperlihatkan kemahiranya mengangkasa. Tetapi diluar kesadaran, sesungguhnya seekor burung alap-alap sedang mengincarnya. Sejak tadi pula. Maka begiti capung melepaskan diri dari kerumunan kawanannya ia segera disambar. Huuup!! Kena, dan sirna tinggal bulu-bulu sayapnya saja yang tersisa jatuh meluruh ke tanah di dekat kaki gajah. Sambil mendesah si gajah mudah mendongkak ke atas. Gumamnya, “rupanya di atas yang paling tinggi masih ada yang labih tinggi. Diatas yang paling pintar juga masih ada yang lebih pintar. 

07.  AYAHKU SEORANG TUKANG CUKUR 
Margareth merasa malu dengan profesi ayahnya sebagai tukang cukur. Bayangkan saja,  setiap hari ia diejek teman-temannya dengan sebutan Anak Tukang Cukur. Ia malu kepada teman-temannya bercampur marah kepada ayahnya.“mengapa ayah harus menjadi seorang tukang cukur? Apa tidak ada pekerjaan lain?”. Karena tidak tahan dengan hinaan teman-temanya, sepulang sekolah I’in menuju temapt biasa ayahnya mangkal. Apa yang dilakukannya? Hai…….. ia mengambil perlengkapan cukur tanpa sepengetahuan ayahnya. Tentu saja Ayah Margareth sangat kebingungan. Alatl-alat cukur itu merupakan barang yang sangat berharga. Akibatnya, ia tidak bisa bekerja dan itu membuatnya sedih karena tidak ada penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Kesedihan yang mendalam mengakibatkan ayah Margareth jatuh sakit. Margareth merasa bersalah. Dengan wajah penuh rasa bersalah, ia mendatangi kamar ayahnya sambil membawa alat-alat cukur yang disembunyikannya. Margareth lupa bahwa dari usaha ayahnya ia bisa sekolah, memberi pakaian, dan tidak kelaparan. 

08.  SEMUT DAN BUAYA 
Di sebuah hutan, tinggallah sekelompok semut disebuah pohon dipinggir sungai. Keberadaannya yang kecil dan lemah sering menjadi bahan ejekan seekor buaya. “Hai semut, apa yang bisa kamu lakukan dengan tubuhmu yang kecil dan lemah itu. Tidak ada yang dapat kamu lakukan kecuali hanya berjalan berbaris setiap hari.”
Meskipun dihina, semut-semut itu tidak sakit hati dan mereka tetap bekerja dengan rajin. Suatu saat, hhujan deras turun sehingga sunagi meluap dan banjir besar melanda. Binatang-binatang liar berlarian untuk menyelamatkan diri. Tak terkecuali semut-semut itu tadi. Semut-semut kecil menyelamatkan diri dengan naik sebatang pohon yang cukup tinggi sehingga semuanya selamat dari terjangan arus sungai. Bagaimana nasib sang buaya? Arus sunagi yang terlalu kuat membuat tbuhnya terseret dan terhempas pada sebongkah batu besar yang ada ditengah sungai. Buaya yang congkak dan senang menghina sesamanya itu mati disaksikan para semut yang ada di atas pohon. 

09.  ANAK AYAM DAN ANAK RAJAWALI 
Iin seekor ayam yang sedang mengerami 9 buah telurnya sedang mencari makan di tengah hutan. Pada saat yang bersamaan munculah Lady, seekor burung rajawali yang anggun. Lady terengah-engah menghampiri Iin. Iin yang melihat banyak darah berlumuran pada tubuh Lady lantas bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada Lady sehingga dia berlumuran dengan darah. Ternyata lady sedang bertengkar dengan suaminya Uno. Lady lalu menitipkan telur yang dibawanya kepada Iin lalu pergi meninggalkannya. Sebagai seorang induk yang baik, naluri Iin merawat kesepuluh telurnya hingga semuanya menetas sangat baik. Bahkan mereka semua pada akhirnya bertumbuh menjadi anak ayam yang sangat menggemaskan. Namun anak yang menetas dari telu Lady tidak demikian, ia merasakan perbedaan antara dia dengan kesembilan anak Iin yang lain. Sampai Iin meninggalpun, ia tidak mengetahui apa penyebab dari perbedaannya tersebut. Yang ia ketahui adalah dia hanyalah anak ayam yang tidak dapat terbang, lemah, serta takut terhadap rajawali yang sedang terbang berputar diatas kumpulan ayam. 

10.  AYAM YANG DURHAKA 
Ayam dan musang adalah teman baik. Mereka selalu bersama baik dalam suka maupun duka. Sutu ketika musim panas hampir tiba. Mereka berdua sepakat untuk menanam jagung agar hasilnya dapat mencukupi kebutuhan makan mereka selama musim panas berlalu. Merekapun menanam biji jagung di sepanjang hutan tempat wilayah mereka. Jagung-jagung itu tumbuh dengan baik. Saat hendak mengumpulkan hasilnya untuk dibagi, ternyata sesuatu hal terjadi pada keluarga musang. Musang lalu berkata kepada ayam untuk mengambil bagian miliknya dan menyisihkan bagian untuk musang. Tentu saja ayam bersedia karena mereka berteman baik. Musim panas sudah hampir berlalu, musang tak kunjung kembali dari tempat ia pergi. Ayam mulai berpikir terjadi sesuatu  yang buruk kepada musang. Hari-hari berlalu, ayam merasa malas untuk pergi mencari makan. Dalam pikirannya, kenapa ia harus mencari makan sedangkan di hadapannya tersedia jagung-jagung segar yang siap untuk dinikmati. Ayam pun lalu memakan habis semua jagung-jagung tersebut. Kerapkali terlintas dalam benaknya bayangan akan musang yang kembali. Namun ia tidak menghiraukannya, “ahh mana mungkin sahabatku musang kembali lagi? Dia sudah pergi untuk waktu yang sangat lama. Jadi tidak mungkin rasanya jika ia kembali”, gumam ayam dalam hati. Saat tengah tertidur karena kekenyangan, ayam mendengar suara musang memanggil namanya. Ayam terkejut melihat musang ada dihadapannya. Musang pun menanyakan dimana jagung-jagung miliknya. “mmhh begini, maafkan aku musang, aku tidak dapat menjaga jagungmu dengan baik. Aku lalai, musnag yang lain telah memakan jagung yang telah kusisishkan untukmu”. Jawab ayam gemetar. “ohh ya ayam? Lalu bagaimana mungkin musang yang memakan jagungku itu menikmatinya disampingmu?”. Musang marah, ia kecewa atas sikap ayam yang dengan seenaknya memakan jagung miliknya. Sejak saat itu ayam dan musang menjadi musuh bebuyutan. 

11.  KANCIL YANG CERDIK 
Kancil yang kehausan kala itu, tengah minum di tepi sungai. Saat sedang asyik minum,ia mendengar suara teriakan meminta tolong. Kancil mencari sumber suara tersebut dan didapatinya sebuah pohon yang roboh menimpa buaya hingga tidak dapat bergerak lagi. Buaya menjerit kesakitan, kancil yang tidak tega lalu membantu buaya dengan mendorong batang pohon itu. Namun, bukannya berterimakasih, buaya justru menggigit kaki kancil. Kancil memohon agar si buaya melepaskannya, namun buaya tidak mau karena dia sangat lapar. Kerbau yang sedang berjalan-jalan melihat kancil dan buaya di tepi sungai. Kerbau mengerti bahwa kancil sedang dalam masalah lalu hendak menolongnya. Kerbau bertanya, bagaimana mungkin buaya begitu lemah hingga tak mampu melepaskan dirinya sendiri dari sebuah batang pohon? Buaya yang merasa tidak terima akan hal itu lalu menyuruh kancil untuk membantunya meletakkan kayu pohon tersebut ke atas punggungnya lagi. Kancil melakukannya, lalu pergi meninggalkan buaya. Buaya yang sadar bahwa dirinya telah ditipu lalu menangis mencoba memanggil teman-temannya untuk meminta bantuan. 

12.  ULAT DNA KUPU-KUPU
Di sebuah taman yang indah, banyak sekali bunga yang tumbuh dan mekar. Di sana ada serumpun mawar yang sangat indah. Mereka adalah bunga pujaan di taman bunga itu. Setiap orang yang datang ke taman itu selalu memuji keindahan mereka. Selain itu, bunga-bunga mawar itu juga menebarkan aroma wangi yang melengkapi keindahan taman bunga itu. Suatu hari, ada seekor ulat bulu yang berjalan-jalan di taman bunga itu. Ia begitu kagum pada keindahan taman bunga itu. Ia sangat gembira ketika tiba di dekat rumpun mawar itu. Ia memandang dengan kagum dan berdecak heran melihat mawar yang sangat indah. Ulat itu berjalan mendekati mawar-mawar itu. “Hai siapa itu?” seru salah satu mawar terkejut. “Aku…. aku ulat bulu” jawab ulat bulutakut-takut. “Hi… ulat bulu! Apa yang kau lakukan di sini?” kata bunga mawar yang lain. “Aduh… duh… jangan dekat-dekat, nanti aku gatal semua!” teriak bunga mawar yang paling dekat dengan ulat bulu itu. “Maaf… tapi aku hanya ingin mengagumi keindahan dan keharumanmu sebentar saja” jawab ulat bulu. Tetapi bunga-bunga mawar itu tetap merasa jijik dan mengusir ulat bulu itu. Dengan kepala tertunduk dan sangat sedih, ulat bulu berjalan dengan lunglai menuju pohon jambu di belakang taman bunga. Beberapa minggu berlalu, setelah ulat bulu diusir oleh bunga-bunga mawar di taman. Musim semi telah tiba dan bunga-bunga mulai bermekaran. Mereka memamerkan kelopak yang begitu indah, meliuk-liukkan tangkainya yang tertiup angin sepoi-sepoi. Mereka berlomba memenuhi udara dengan keharuman. Kumbang-kumbang mulai mengepakkan sayapnya menarik perhatian bunga-bunga yang indah. Selain itu, banyak kupu-kupu yang beterbangan dengan sayap yang begitu indah. Semua bunga jatuh cinta pada kupu-kupu itu dan berusaha menyapanya. Tak ketinggalan rumpun bunga mawar di taman itu. “Hai lihat, indah sekali sayapnya! Seperti pelangi yang melambai-lambai” kata salah satu bunga mawar itu. Seekor kupu-kupu mendengar pujian itu dan terbang mendekat. “Hai lihat ada yang datang kemari! Aduh indahnya…. tentu menyenangkan kalau ia mau singgah sebentar di mahkotaku…” kata mawar yang lain. “Tidak! Ia harus bersamaku, karena kelopakku paling indah diantara kita” Sambut mawar yang lain. Mendengar bunga mawar itu saling berebut, kupu-kupu itu menjadi sangat bangga. Ia mengelilingi rumpun bunga mawar itu, lalu terbang berputar merendah dan tiba-tiba melesat tinggi. Kemudian, ia terbang melompat-lompat diatas kelopak bunga-bunga mawar itu. “Mawar yang indah, bolehkah aku singgah sesaat di mahkotamu dan mengagumi kelopakmu yang begitu indah ?” kata kupu-kupu itu dengan santun. “Ya… tentu…. tentu… ah senangnya” jawab mawar serentak. “Ingatkah kalian pada ulat bulu yang beberapa waktu lalu datang mengagumi keindahan kalian?” Kupu-kupu itu bertanya sambil melambai pada teman-temannya yang lain. “Ah… ya… dia mau membuat kami geli, bulunya itu pasti akan membuat kami gatal sepanjang musim. Tapi jangan takut dia telah pergi jauh dan tidak akan mengganggu kemolekan kami!” seru bunga mawar dengan sombong.“Oh, ya? Tidak tahukah kalian kalau ulat bulu itu sekarang sedang berada di taman ini? Dia sedang mengagumi keindahan kalian” sambung kupu-kupu. “Hi… tidak mungkin! Dimana dia, suruh dia pergi, cepat!” sergah bunga-bunga mawar . “Di sini, akulah ulat bulu itu. Sekarang aku adalah seekor kupu-kupu, Allah Maha Besar!” jawab kupu-kupu sambil terbang meninggalkan rumpun bunga mawar tersebut. 

13.  INDUK AYAM DAN ANAKNYA
Ketika induk ayam sedang dengan sabar mengerami telurnya, ia berbincang dengan telur-telur itu, “Nak, di atas sana langit biru terbentang luas. Di taman terhampar bunga-bunga mawar merah yang harum, daun-daun hijau segar, semuanya indah. Itu, di sana juga ada pelangi!”. “Ah, Mama bohong! Aku hanya melihat kegelapan di sana-sini. Tidak ada yang indah sama sekali,” gerutu anak ayam di dalam telur. Ketika hari mulai siang, induk ayam mulai merasa lapar, lalu menyantap makanan yang telah disediakan induk jantan. “Anakku sayang, ini ada makanan enak sekali rasanya,” kata induk ayam. “Tuh kan! Bohong lagi bohong lagi! Aku tidak merasakan kelezatan sedikit pun!” bantah anak ayam di dalam telur. Keesokan harinya, ketika anak-anak ayam itu menetas, mereka mulai membuka matanya. Anak ayam itu pun berkata, “Lihat! Semua yang dikatakan mama ternyata benar. Ada langit biru yang luaaaas…. sekali, bunga mawar merah yang cantik dan harum, dan dedaunan segar yang hijau.”Kemudian induk ayam mulai mengajari anak-anaknya makan dan anak ayam berkata lagi, “Hmmm benar, makanan ini sangat lezat Ma! Hmm, nyam… nyam… uenak… nyem sekali… em…”Saat itu, anak-anak ayam mendengar burung-burung yang berkicau, mereka menyadari bahwa nyanyian burung-burung itu sangat indah. Ternyata banyak hal yang menakjubkan, yang sebelumnya telah diberitahukan oleh induk ayam dan tidak dipercayai oleh anak-anak ayam, namun sekarang telah terbukti.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.