Header Ads

ads
Loading...

Ilustrasi Rohani Kristen - 03

01.  DI COPET 
Seorang remaja sedang asyik berjalan-jalan di kota. Remaja ini sangat terkejut dan ketakutan ketika ada seorang anak laki-laki yang merampoknya dan merampas dompet beserta isinya. Lalu, apa yang dilakukannya? Apakah ia marah dan memaki-maki perampok sambil mengejarnya? Atau, pergi ke kantor polisi sambil tergopoh-gopoh untuk melaporkan kejadian itu?Remaja itu berdiri di pinggir jalan sambil bersyukur, karena selama ini ia belum pernah mengalami hal yang menakutkan seperti siang itu. Setelah itu, ia bersyukur kepada Tuhan karena perampok itu hanya mengambil dompetnya dan bukan nyawanya. Ia sangat bersyukur karena ia masih memiliki nyawanya sebagai harta yang paling berharga untuk melayani Tuhan dibandingkan uang yang ada di dompetnya atau harta di dunia ini. Remaja itu kemudian berjalan pulang. Dalam perjalanan pulang, ia tidak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan. 

02.  SUKACITA DALAM DUKA 
Suatu hari, sejenis hama menyerang semua tanaman jagung di daerah itu. Akibatnya, para petani mengalami kegagalan dan kerugian yang sangat besar. Lalu apa yang mereka lakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari? Mereka mengganti tanaman jagung dengan tanaman kentang. Awalnya, memang sangat sulit, tapi kemudian mereka berhasil menjualnya dan mendapatkan banyak keuntungan. Tidak lama kemudian, kentang itu berhasil menjadi barang dagangan yang memiliki nilai jual sangat tinggi. Serangan hama yang merugikan telah berubah menjadi berkat bagi para petani. Mereka tidak berputus asa, tetapi tetap berusaha memohon pertolongan Tuhan. 

03.  BE YOURE SELF 
Pada suatu hari, di sebuah kebun yang besar, tampaklah pemandangan yang aneh. Di bawah sulur-sulur tanaman anggur yang cukup tinggi terdapat sebuah jungkat-jungkit yang sering dipakai anak-anak bermain di kebun. Selain itu, buah-buah anggur mulai matang, sehingga sangat menggiurkan dengan bentuknya yang bulat serta warnanya yang hitam keunguan. Ada suatu keanehan terjadi ketika sekelompok kera berkumpul di bawah pohon anggur yang sedang berbuah. Kera-kera itu berlari diatas jungkat-jungkit, ke kanan ke kiri, berjinjit, melompat kecil, lalu berlari lagi ke kanan dan ke kiri. Apa yang sedang mereka lakukan? Ternyata mereka sedang berebut meraih buah anggur pada dahan yang paling dekat dengan jungkat-jungkit. Ketika seekor kera berlari ke sisi lain yang lebih tinggi, kera yang lain segera mengikutinya untuk mendapatkan tempat yang tinggi pula. Namun, apa yang terjadi? Perbuatan mereka itu justru membuat sisi lain dari jungkat-jungkit menjadi lebih tinggi dan mereka kembali berada di bawah. Hal ini terjadi berulang kali dan membuat kera-kera itu kesal. Hingga akhirnya ada salah satu dari mereka yang menyadari kesalahannya dan ia mulai berdiam diri di salah satu sisi jungkat-jungkit ketika teman-temannya pindah ke sisi lain. Saat itulah, kera yang pandai itu berhasil memetik satu buah anggur dan memakannya. Setelah berulang kali ia membiarkan teman-temannya sibuk berlari ke kanan dan ke kiri, ia berhasil memetik buah anggur yang cukup banyak untuknya. 

04.  TUHAN ITU ADIL 
Suatu hari di siang yang sangat terik, tampak seorang petani duduk di bawah pohon beringin yang rindang dan berbuah lebat sambil mengamati kebun semangkanya yang hampir dipanen. Sambil melamun ia berpikir, “Betapa bodohnya dan tidak adilnya Tuhan itu. Mengapa Ia meletakkan buah yang besar seperti semangka pada batang yang kecil dan lemah sehingga merambat di tanah dan menggantungkan buah beringin yang kecil pada pohon yang besar?”. Kemudian ia berkata, “Ah… seandainya aku menjadi Tuhan, aku akan membuat lebih baik dari pada semua itu!”. Meskipun matahari bersinar terik, angin berhembus sepoi-sepoi sehingga petani itu mengantuk. Tiba-tiba, ia dikagetkan oleh sebutir buah beringin yang jatuh di kepalanya. Ia langsung berteriak, “Tuhan adil. Dia Maha Adil! Ia bijaksana! Haleluya!”. Ia pulang ke rumah sambil berkata dalam hatinya.“Coba bayangkan, jika yang jatuh menimpa kepalaku tadi buah semangka! Jadi apa kepalaku ini?” kata petani itu dengan nada menyesal karena sudah menyalahkan Tuhan. 

05.  MAHKOTA KEHIDUPAN 
Sebelum Cina menjadi negara komunis, hiduplah seorang yang sangat kaya raya di sana. Dia adalah kepala keluarga Chow yang memiliki seorang putera. Keluarga mereka sangat terpandang di lingkungannya. Tuan Chow sangat dihormati karena harta dan kedudukannya. Suatu saat, ketika putera Tuan Chow sudah dewasa, ia memutuskan untuk meninggalkan hidup lamanya dan memulai hidup baru dengan menjadi orang Kristen. Tuan Chow sangat marah dan menganggapnya telah mengkhianati nenek moyang mereka. Ia sangat kesal bahkan tega mengusir puteranya dari rumah. “Kalau kamu tetap memilih Tuhanmu yang baru, kamu tidak akan mendapatkan harta warisan keluarga! Tidak sepersen pun!” seru Tuan Chow. Keputusan puteranya tetap tidak berubah dan ia tetap memegang teguh pendiriannya. Ia memilih meninggalkan semua harta kekayaan keluarganya dan negeri kelahirannya Cina menuju tempat yang baru. Di negeri yang baru, ia membangun hidupnya menjadi seorang pengusaha yang berhasil serta berkeluarga di Timur Jauh. Ia telah rela meninggalkan kebahagiaan duniawi dan berserah kepada Tuhan yang telah mencukupkan kebutuhan hidupnya. Sementara itu, keluarga Tuan Chow di Cina jatuh ke tangan komunis dan kekayaannya dirampas habis. Mereka hidup miskin dan menderita karena mempertahankan kebahagiaan duniawi. 

06.  KAKI BOLA SANG JUARA OLIMPIADE 
Seorang anak bernama Qian Hong Yan mengalami kecelakaan tragis ketika usianya baru menginjak umur 4 tahun. Kecelakaan yang ia alami merenggut hampir separuh dari bagian tubuhnya. Bukan mudah baginya untuk menjalani kehidupan setelah mengalami kecelakaan fatal itu. Ditambah lagi, dengan kondisi perekonomian keluarga Hong Yan yang serba terbatas. Bahkan, karena tidak mampu membeli kaki palsu untuk Hong Yan, ayahnya lalu membuatkan alas untuk berjalan anaknya dengan menggunakan bola basket bekas. Namun, keterbatasan bukan menjadi alasan bagi Hong Yan untuk melanjutkan hidupnya serta mengejar mimpinya yaitu menjadi seorang atlet renang. Hong Yan tidak pernah mendengarkan cemoohan orang atas apa yang terjadi pada dirinya. Ia tetap tersenyum dan tegar serta tetap mendoakan impiannya itu meskipun orang-orang disekelilingnya selalu berkata bahwa hal itu tidak mungkin. Waktu berlalu, Hong Yan menjelma menjadi atlet renang yang rutin mendapatkan mendali dalam setiap perlombaan renang yang ia ikuti. Meskipun bukan mendali emas yang selalu ia dapatkan namun semangat Hong Yan selalu membara setiap kali ia mengikuti pertandingan paralimpiade ( suatu kejuaraan bagi para penyandang cacat ). 

07.  HIDUPKU HARUS BERGUNA, WALAU HANYA SEKALI SAJA 
Seorang gadis di inggris yang menderita penyakit langka pada paru-parunya.  Dokter mengatakan bahwa satu-satunya cara agar ia dapat sembuh adalah mencoba pemasangan paru-paru buatan. Walau cara ini tidak menjamin kesembuhannya, namun tidak ada hal lain yang dapat dilakukan. Gadis ini berpesan bahwa jika ia tidak selamat maka orang tuanya harus membantunya supaya dapat membantunya mendonorkan anggota tubuhnya untuk 3 pasien lain di rumah sakit tersebut yang sedang dalam kondisi kritis. Gadis ini berkata “Aku sudah sakit dalam waktu yang cukup lama, aku seperti tidak pernah melakukan apapun dalam hidupku. Aku hanya diam di sepanjang hariku agaraku dapat menjaga diriku untuk tetap bernafas. Aku hanya ingin membantu mereka, mereka yang juga merasakan tidak nyaman karena harus berdiam diri dalam waktu yang lama karena penyakit yang sulit disembuhkan. Aku ingin hidupku menjadi berguna walau hanya sekali saja”. Pesan itu yang disampaikan olehnya sesaaat sebelum memasuki ruang operasi. Dan yang terjadi setelah operasi selesai dilakukan ialah, gadis ini tidak lagimembuka matanya. Keputusan berat yaitu melepas semua alat bantu yang ada dan menyerah pada keadaan harus diambil oleh kedua orangtuanya. Tim dokterpun lalu mengambil tindakan dengan mwngangkat organ hati, ginjal dan pankreas gadis ini untuk di donorkan kepada 3 pasien lain yang juga sedang kritis. 

08.  CACAT FISIK, BUKAN CACAT HATI 
Pada jaman sekarang ini, seberapa banyak anak-anak yang mengabdi kepada orang tuanya? Banyak anak-anak di jaman sekarang ini yang lebih memilih kehidupan social mereka ketimbang membantu orang tua mereka ketika dirumah. Namun berbeda dengan seorang gadis cilik asal Jawa Timur bernama Dewi. Sepulang sekolah Dewi langsung membantu ibunya yang bekerja memecah batu di gunung menjadi batu kerikil. Bukan pekerjaan yang mudah, apalagi Dewi adalah seorang wanita. Dan bukan hanya itu, Dewi juga memiliki keterbatasan dengan kondisi fisiknya. Dewi terlahir tanpa kaki, dan jumlah jari tangannya yang tidak utuh. Namun dewi tidak menjadikan cacat pada dirinya alasan untuk bermalas-malasan di rumah. Dewi bahkan tidak pernah menuntut orang tuanya untuk menyediakan apa yang menjadi keperluan Dewi. Anak yang berprestasi cukup tinggi di sekolahnya ini berkata bahwa membantu orang tua bukanlah tugas baginya, bukan juga sebuah tanggung jawab, melainkan sebuah kesenangan yang tak terganti. 

09.  IBU, KAU SEGALANYA BAGIKU 
Riana, adalah seorang gadis yang sedang duduk di bangku kelas 5 SD. Ayahnya sudah menikah lagi semenjak Riana masih dalam kandungan. Ia dan ibunya tinggal hanya berdua dalam keterbatasan ekonomi. Ibunya yang bekerja sebagai buruh di salah sebuah kebun tebu terjatuh saat sedang bekerja. seketika ibunya tidak dapat berdiri lagi dan merasakan sakit disekujur tubuhnya. Karena hal itu, Riana terpaksa menghentikan sekolahnya dan memilih untuk mengurus ibunya sepanjang waktu. Riana dan ibunya seringkali tidak memiliki uang sama sekali. Mereka berdua sudah terbiasa apabila harus menahan lapar sepanjang hari. Namun hebatnya,Riana dan ibunya tidak pernah mengeluh atau bahkan meminta-minta. Tak jarang memang ada tetangga yang berbelas kasihan kepada mereka dan memberi makanan bagi mereka berdua. Harapan terbesar ibu Riana adalah ia bisa pulih dan kembali bekerja untuk membiayai kehidupan serta melanjutkan pendidikan Riana, namun Riana sendiri tidak pernah menuntut banyak hal dari ibunya. Ia hanya berharap ibunya dapat terus bersama dengan dirinya sekalipun harus dalam kekurangan. 

10.  HIDUPKU BUKAN TENTANG AKU LAGI, NAMUN KELUARGAKU 
Seorang anak bernama Said adalah anak kedua dari 6 bersaudara yang bekerja sebagai seorang pemulung. Said harus mengais tumpukan sampah sepulang sekolah untuk mendapatkan uang demi membantu perekonomian keluarganya. Meskipun bukan kewajibannya mencari nafkah, namun Said sadar bahwa tidak hanya orang tua yang harus bekerja, tetapi sebagai seorang anak bukanlah suatu kesalahan untuk dapat membantu orang tua memenuhi kebutuhan serta membanti adik-adik dan satu kakak perempuannya. Said tidak merasa malu ketika ia harus memungut sampah dengan seragam putih merahnya. Ia justru malu ketika ia harus membiarkan orang tuanya bekerja sendirian sedangkan dirinya tidakmampu berbuat apa-apa. Said percaya bahwa meskipun apa yang ia hasilkan itu tidak banyak, namun rejeki sudah ada pengaturnya. Benar saja, seorang pejabat daerah yang terharu dengan kisah Said lantas memberikan bantuan berupa biaya pendidikan bagi Said. Lalu katanya,”Benar bukan? Rejekiku sudah diatur-Nya”. 

11.  BEKERJA DEMI CITA-CITA 
Indah Sari, seorang pelajar kelas IX SMP merupakan buruh pembuat bulu mata palsu yang mendapat upah 10.000 rupiah. Indah hidup bersama dua orang adiknya dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa setelah melahirkan adik bungsu Indah. sedangkan ayah mereka telah lama meninggal dunia akibat serangan jantung. Kehidupan mereka berkekurangan. Setiap harinya mereka hanya makan dengan memasak daun singkong yang tumbuh disekitaran daerah rumah mereka. Namun demikian, Indah tetap bersyukur atas apa yang ia miliki saat ini sampai dengan sekarang. Setelah pulang sekolah Indah beralih menjadi seorang kepala keluarga dan mengatur kedua adiknya serta mengurus ibunya. Hal ini tidak membuat indah bersungut-sungut dengan kondisinya, justru Indah sangat rajin untuk memotivasi adik-adiknya untuk tetap semangat dalam belajar dan menggapai impian mereka. 

12.  KAKIKU ADALAH TANGANKU JUGA
Kekurangan atau sebuah keterbatasan seringkali menjadi alasan bagi seseorang untuk mengurungkan impiannya. Namun berbeda dengan Aam. Aam dilahirkan dengan tidak sempurna, dimana ia tidak memiliki tangan. Namun hal ini bukan menjadi penghalang Aam untuk meraih impiannya. Dengan kakinya ia mengerjakan soal-soal ujian, dengan kakinya ia belajar, dengan kakinya ia makan, dan dengan kakinya juga ia melakukan cita-citanya. Yaitu melukis. “Saya memang tidak sempurna. Tangan? Saya tidak punya, ya bersyukur saya punya kaki. Tidak punya tangan bukan berarti saya tidak bisa melakukan apa-apa. Tuhan tidak memberi saya tangan eitsss tetapi kaki saya ini multifungsi”. Kejuaraan menggambar dan melukis banyak ia ikuti dan ia selalu mendapatkan juara.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.