Ilustrasi Rohani Kristen - 03
01.
DI
COPET

02.
SUKACITA
DALAM DUKA
Suatu hari,
sejenis hama menyerang semua tanaman jagung di daerah itu. Akibatnya, para
petani mengalami kegagalan dan kerugian yang sangat besar. Lalu apa yang mereka
lakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari? Mereka mengganti
tanaman jagung dengan tanaman kentang. Awalnya, memang sangat sulit, tapi
kemudian mereka berhasil menjualnya dan mendapatkan banyak keuntungan. Tidak
lama kemudian, kentang itu berhasil menjadi barang dagangan yang memiliki nilai
jual sangat tinggi. Serangan hama yang merugikan
telah berubah menjadi berkat bagi para petani. Mereka tidak berputus asa,
tetapi tetap berusaha memohon pertolongan Tuhan.
03. BE
YOURE SELF
Pada suatu hari,
di sebuah kebun yang besar, tampaklah pemandangan yang aneh. Di bawah
sulur-sulur tanaman anggur yang cukup tinggi terdapat sebuah jungkat-jungkit
yang sering dipakai anak-anak bermain di kebun. Selain itu, buah-buah anggur
mulai matang, sehingga sangat menggiurkan dengan bentuknya yang bulat serta
warnanya yang hitam keunguan. Ada suatu keanehan terjadi ketika sekelompok kera
berkumpul di bawah pohon anggur yang sedang berbuah. Kera-kera itu berlari
diatas jungkat-jungkit, ke kanan ke kiri, berjinjit, melompat kecil, lalu
berlari lagi ke kanan dan ke kiri. Apa yang sedang mereka lakukan? Ternyata
mereka sedang berebut meraih buah anggur pada dahan yang paling dekat dengan
jungkat-jungkit. Ketika seekor kera berlari ke sisi lain yang lebih tinggi,
kera yang lain segera mengikutinya untuk mendapatkan tempat yang tinggi pula.
Namun, apa yang terjadi? Perbuatan mereka itu justru membuat sisi lain dari
jungkat-jungkit menjadi lebih tinggi dan mereka kembali berada di bawah. Hal
ini terjadi berulang kali dan membuat kera-kera itu kesal. Hingga akhirnya ada
salah satu dari mereka yang menyadari kesalahannya dan ia mulai berdiam diri di
salah satu sisi jungkat-jungkit ketika teman-temannya pindah ke sisi lain. Saat
itulah, kera yang pandai itu berhasil memetik satu buah anggur dan memakannya.
Setelah berulang kali ia membiarkan teman-temannya sibuk berlari ke kanan dan
ke kiri, ia berhasil memetik buah anggur yang cukup banyak untuknya.
04. TUHAN ITU ADIL
Suatu
hari di siang yang sangat terik, tampak seorang petani duduk di bawah pohon
beringin yang rindang dan berbuah lebat sambil mengamati kebun semangkanya yang
hampir dipanen. Sambil melamun ia berpikir, “Betapa bodohnya dan tidak
adilnya Tuhan itu. Mengapa Ia meletakkan buah yang besar seperti semangka pada
batang yang kecil dan lemah sehingga merambat di tanah dan menggantungkan buah
beringin yang kecil pada pohon yang besar?”. Kemudian ia
berkata, “Ah… seandainya aku menjadi Tuhan, aku akan
membuat lebih baik dari pada semua itu!”. Meskipun matahari
bersinar terik, angin berhembus sepoi-sepoi sehingga petani itu mengantuk.
Tiba-tiba, ia dikagetkan oleh sebutir buah beringin yang jatuh di kepalanya. Ia
langsung berteriak, “Tuhan adil. Dia Maha Adil! Ia bijaksana!
Haleluya!”. Ia pulang ke rumah sambil berkata dalam hatinya.“Coba
bayangkan, jika yang jatuh menimpa kepalaku tadi buah semangka! Jadi apa
kepalaku ini?” kata petani itu dengan nada menyesal karena
sudah menyalahkan Tuhan.
05.
MAHKOTA
KEHIDUPAN
Sebelum Cina
menjadi negara komunis, hiduplah seorang yang sangat kaya raya di sana. Dia
adalah kepala keluarga Chow yang memiliki seorang putera. Keluarga mereka
sangat terpandang di lingkungannya. Tuan Chow sangat dihormati karena harta dan
kedudukannya. Suatu saat, ketika putera Tuan Chow sudah dewasa, ia memutuskan
untuk meninggalkan hidup lamanya dan memulai hidup baru dengan menjadi orang
Kristen. Tuan Chow sangat marah dan menganggapnya telah mengkhianati nenek
moyang mereka. Ia sangat kesal bahkan tega mengusir puteranya dari rumah.
“Kalau kamu tetap memilih Tuhanmu yang baru, kamu tidak akan mendapatkan harta
warisan keluarga! Tidak sepersen pun!” seru Tuan Chow. Keputusan puteranya tetap
tidak berubah dan ia tetap memegang teguh pendiriannya. Ia memilih meninggalkan
semua harta kekayaan keluarganya dan negeri kelahirannya Cina menuju tempat
yang baru. Di negeri yang baru, ia membangun hidupnya menjadi seorang pengusaha
yang berhasil serta berkeluarga di Timur Jauh. Ia telah rela meninggalkan
kebahagiaan duniawi dan berserah kepada Tuhan yang telah mencukupkan kebutuhan
hidupnya. Sementara itu, keluarga Tuan Chow di Cina jatuh ke tangan komunis dan
kekayaannya dirampas habis. Mereka hidup miskin dan menderita karena
mempertahankan kebahagiaan duniawi.
06. KAKI BOLA SANG JUARA OLIMPIADE
Seorang anak bernama Qian Hong Yan mengalami kecelakaan tragis ketika
usianya baru menginjak umur 4 tahun. Kecelakaan yang ia alami merenggut hampir
separuh dari bagian tubuhnya. Bukan mudah baginya untuk menjalani kehidupan
setelah mengalami kecelakaan fatal itu. Ditambah lagi, dengan kondisi
perekonomian keluarga Hong Yan yang serba terbatas. Bahkan, karena tidak mampu
membeli kaki palsu untuk Hong Yan, ayahnya lalu membuatkan alas untuk berjalan
anaknya dengan menggunakan bola basket bekas. Namun, keterbatasan bukan menjadi
alasan bagi Hong Yan untuk melanjutkan hidupnya serta mengejar mimpinya yaitu
menjadi seorang atlet renang. Hong Yan tidak pernah mendengarkan cemoohan orang
atas apa yang terjadi pada dirinya. Ia tetap tersenyum dan tegar serta tetap
mendoakan impiannya itu meskipun orang-orang disekelilingnya selalu berkata
bahwa hal itu tidak mungkin. Waktu berlalu, Hong Yan menjelma menjadi atlet
renang yang rutin mendapatkan mendali dalam setiap perlombaan renang yang ia
ikuti. Meskipun bukan mendali emas yang selalu ia dapatkan namun semangat Hong
Yan selalu membara setiap kali ia mengikuti pertandingan paralimpiade ( suatu
kejuaraan bagi para penyandang cacat ).
07. HIDUPKU HARUS BERGUNA, WALAU HANYA SEKALI SAJA
Seorang gadis di inggris yang menderita penyakit langka pada
paru-parunya. Dokter mengatakan bahwa
satu-satunya cara agar ia dapat sembuh adalah mencoba pemasangan paru-paru
buatan. Walau cara ini tidak menjamin kesembuhannya, namun tidak ada hal lain
yang dapat dilakukan. Gadis ini berpesan bahwa jika ia tidak selamat maka orang
tuanya harus membantunya supaya dapat membantunya mendonorkan anggota tubuhnya
untuk 3 pasien lain di rumah sakit tersebut yang sedang dalam kondisi kritis.
Gadis ini berkata “Aku sudah sakit dalam
waktu yang cukup lama, aku seperti tidak pernah melakukan apapun dalam hidupku.
Aku hanya diam di sepanjang hariku agaraku dapat menjaga diriku untuk tetap
bernafas. Aku hanya ingin membantu mereka, mereka yang juga merasakan tidak nyaman
karena harus berdiam diri dalam waktu yang lama karena penyakit yang sulit
disembuhkan. Aku ingin hidupku menjadi berguna walau hanya sekali saja”.
Pesan itu yang disampaikan olehnya sesaaat sebelum memasuki ruang operasi. Dan
yang terjadi setelah operasi selesai dilakukan ialah, gadis ini tidak
lagimembuka matanya. Keputusan berat yaitu melepas semua alat bantu yang ada
dan menyerah pada keadaan harus diambil oleh kedua orangtuanya. Tim dokterpun
lalu mengambil tindakan dengan mwngangkat organ hati, ginjal dan pankreas gadis
ini untuk di donorkan kepada 3 pasien lain yang juga sedang kritis.
08. CACAT FISIK, BUKAN CACAT HATI
Pada jaman
sekarang ini, seberapa banyak anak-anak yang mengabdi kepada orang tuanya?
Banyak anak-anak di jaman sekarang ini yang lebih memilih kehidupan social
mereka ketimbang membantu orang tua mereka ketika dirumah. Namun berbeda dengan
seorang gadis cilik asal Jawa Timur bernama Dewi. Sepulang sekolah Dewi
langsung membantu ibunya yang bekerja memecah batu di gunung menjadi batu
kerikil. Bukan pekerjaan yang mudah, apalagi Dewi adalah seorang wanita. Dan
bukan hanya itu, Dewi juga memiliki keterbatasan dengan kondisi fisiknya. Dewi
terlahir tanpa kaki, dan jumlah jari tangannya yang tidak utuh. Namun dewi
tidak menjadikan cacat pada dirinya alasan untuk bermalas-malasan di rumah.
Dewi bahkan tidak pernah menuntut orang tuanya untuk menyediakan apa yang
menjadi keperluan Dewi. Anak yang berprestasi cukup tinggi di sekolahnya ini
berkata bahwa membantu orang tua bukanlah tugas baginya, bukan juga sebuah
tanggung jawab, melainkan sebuah kesenangan yang tak terganti.
09. IBU, KAU SEGALANYA BAGIKU
Riana, adalah
seorang gadis yang sedang duduk di bangku kelas 5 SD. Ayahnya sudah menikah
lagi semenjak Riana masih dalam kandungan. Ia dan ibunya tinggal hanya berdua
dalam keterbatasan ekonomi. Ibunya yang bekerja sebagai buruh di salah sebuah
kebun tebu terjatuh saat sedang bekerja. seketika ibunya tidak dapat berdiri
lagi dan merasakan sakit disekujur tubuhnya. Karena hal itu, Riana terpaksa
menghentikan sekolahnya dan memilih untuk mengurus ibunya sepanjang waktu.
Riana dan ibunya seringkali tidak memiliki uang sama sekali. Mereka berdua
sudah terbiasa apabila harus menahan lapar sepanjang hari. Namun hebatnya,Riana
dan ibunya tidak pernah mengeluh atau bahkan meminta-minta. Tak jarang memang
ada tetangga yang berbelas kasihan kepada mereka dan memberi makanan bagi
mereka berdua. Harapan terbesar ibu Riana adalah ia bisa pulih dan kembali
bekerja untuk membiayai kehidupan serta melanjutkan pendidikan Riana, namun
Riana sendiri tidak pernah menuntut banyak hal dari ibunya. Ia hanya berharap
ibunya dapat terus bersama dengan dirinya sekalipun harus dalam kekurangan.
10. HIDUPKU BUKAN TENTANG AKU LAGI, NAMUN KELUARGAKU
Seorang anak
bernama Said adalah anak kedua dari 6 bersaudara yang bekerja sebagai seorang
pemulung. Said harus mengais tumpukan sampah sepulang sekolah untuk mendapatkan
uang demi membantu perekonomian keluarganya. Meskipun bukan kewajibannya
mencari nafkah, namun Said sadar bahwa tidak hanya orang tua yang harus
bekerja, tetapi sebagai seorang anak bukanlah suatu kesalahan untuk dapat
membantu orang tua memenuhi kebutuhan serta membanti adik-adik dan satu kakak
perempuannya. Said tidak merasa malu ketika ia harus memungut sampah dengan
seragam putih merahnya. Ia justru malu ketika ia harus membiarkan orang tuanya
bekerja sendirian sedangkan dirinya tidakmampu berbuat apa-apa. Said percaya
bahwa meskipun apa yang ia hasilkan itu tidak banyak, namun rejeki sudah ada
pengaturnya. Benar saja, seorang pejabat daerah yang terharu dengan kisah Said
lantas memberikan bantuan berupa biaya pendidikan bagi Said. Lalu katanya,”Benar bukan? Rejekiku sudah diatur-Nya”.
11. BEKERJA DEMI CITA-CITA
Indah Sari,
seorang pelajar kelas IX SMP merupakan buruh pembuat bulu mata palsu yang
mendapat upah 10.000 rupiah. Indah hidup bersama dua orang adiknya dan ibunya
yang mengalami gangguan jiwa setelah melahirkan adik bungsu Indah. sedangkan
ayah mereka telah lama meninggal dunia akibat serangan jantung. Kehidupan
mereka berkekurangan. Setiap harinya mereka hanya makan dengan memasak daun
singkong yang tumbuh disekitaran daerah rumah mereka. Namun demikian, Indah
tetap bersyukur atas apa yang ia miliki saat ini sampai dengan sekarang.
Setelah pulang sekolah Indah beralih menjadi seorang kepala keluarga dan
mengatur kedua adiknya serta mengurus ibunya. Hal ini tidak membuat indah
bersungut-sungut dengan kondisinya, justru Indah sangat rajin untuk memotivasi adik-adiknya
untuk tetap semangat dalam belajar dan menggapai impian mereka.
12. KAKIKU ADALAH TANGANKU JUGA
Kekurangan atau sebuah keterbatasan seringkali menjadi alasan bagi
seseorang untuk mengurungkan impiannya. Namun berbeda dengan Aam. Aam
dilahirkan dengan tidak sempurna, dimana ia tidak memiliki tangan. Namun hal
ini bukan menjadi penghalang Aam untuk meraih impiannya. Dengan kakinya ia
mengerjakan soal-soal ujian, dengan kakinya ia belajar, dengan kakinya ia
makan, dan dengan kakinya juga ia melakukan cita-citanya. Yaitu melukis. “Saya memang tidak sempurna. Tangan? Saya
tidak punya, ya bersyukur saya punya kaki. Tidak punya tangan bukan berarti
saya tidak bisa melakukan apa-apa. Tuhan tidak memberi saya tangan eitsss
tetapi kaki saya ini multifungsi”. Kejuaraan menggambar dan melukis banyak
ia ikuti dan ia selalu mendapatkan juara.
Tidak ada komentar